Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2020

Awas, Smartphone Belum 100% Aman untuk Anak Anda

Gambar
Masa pandemi yang belum berakhir serta  kebijakan belajar daring, membuat para siswa lebih banyak melakukan aktivitasnya di dalam rumah. Untuk menekan aktivitas di luar rumah anak-anaknya, para orang tua kebanyakan memberikan smartphone untuk mengisi kegiatan dan agar anak tidak bosan. Tidak ada yang salah dengan cara ini, namun harus dilakukan secara bijak. Apalagi bagi orang tua yang sibuk bekerja dan meninggalkan anaknya di rumah. Tahukah anda apa yang anak anda lakukan dengan smartphone tersebut? Apa saja yang mereka lihat? Apa saja yang mereka mainkan? Anda harus fokus pada pertanyaan - pertanyaan tersebut. Jangan dikira jika sudah dikasih smartphone lalu anda tinggal bekerja, anak anda akan aman dengan smartphone tersebut. Kita tahu, bahwa smartphone yang disetting secara default / standar maka Google dan segala aktivitas internet smartphone akan membaca bahwa pemegang smartphone adalah orang dewasa yang sudah cukup usia. Padahal, tidak semua smartphone yang ada di du

Gula RMI, Prosesmu Tak Semanis Rasamu

Gambar
Pabrik Gula Rejoso Manis Indo (RMI) yang terletak di Desa Rejoso, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar kini telah memulai produksi masal gula komersil untuk memenuhi kebutuhan nasional. Tahun ini adalah tahun perdana proses giling dari PG. RMI yang dibangun sejak 2017 silam. Pabrik yang berdiri di lahan seluas ±25 hektar ini adalah satu-satunya yang ada di daerah Blitar. Dari awal pembangunan, sempat terjadi penolakan oleh sejumlah warga yang khawatir dengan berdirinya pabrik ini akan membuat dampak negatif kedepannya, terutama masalah polusi. Karena mata pencaharian masyarakat di daerah tersebut mayoritas adalah sebagai petani. Namun, dengan pendekatan yang lembut dari manajemen RMI, lambat laun warga mulai menerima kehadiran pabrik tersebut, belum lagi pihak pabrik yang membeli lahan warga dengan harga yang cukup fantastis, membuat kontra tersebut mereda. Namun, saat uji coba mesin pabrik ini menimbulkan polemik kembali di warga sekitar terutama masalah polusi dari sisa p

Anak Pupon (Bagian 2 : Kota Rana)

Gambar
Ramai dan menyenangkan, begitulah pikiran yang terlintas saat melintasi kota ini. Pemandangan yang jauh sekali aku temukan di desaku. Karena sedari lahir aku belum pernah melihat kota seramai ini, apalagi gedung-gedung yang berlomba menunjukkan siapa yang paling tinggi di kota ini. Terlihat jauh dengan desaku yang hanya terdengar deburan ombak, suara jangkrik dan binatang malam lainnya. Gelap juga sudah menjadi teman sehari-hariku di kala malam menjelang. Tapi di kota ini aku melihat kemegahan yang luar biasa dan sesekali aku memandang gedung yang menjulang tinggi sambil terheran-heran. "Ramai sekali ya bulek, malam begini masih banyak orang.", kataku kepada Mama. "Iya le, di sini kan kota, jadi ramai begini. Jangan panggil bulek lagi ya, panggil saya Mama. Kan sudah saya ajari dari tadi.", jawab Mama. "Betul, panggil saya Papa ya, jangan panggil paklek lagi lho.", sahut Papa. "Iya, maaf lupa tadi.", jawabku malu. Mereka berdua tersenyum dan terl

SIKASEP, Solusi Praktis Cari Rumah Tanpa Keluar Rumah

Gambar
Di masa pandemi Covid-19 ini, masyarakat dihimbau tidak terlalu banyak melakukan aktivitas di luar rumah. Meskipun beberapa daerah telah melaksanakan new normal atau tata kehidupan baru, ancaman pandemi juga tidak boleh diremehkan begitu saja karena di luar sana masih banyak orang yang tanpa gejala atau OTG masih berpeluang untuk menularkan virus kepada orang yang mempunyai imun lemah dan riwayat kesehatan yang buruk. Karena hal tersebut, beberapa masyarakat yang berencana membeli rumah impian khususnya perumahan bersubsidi tentu agak kerepotan jika harus keluar rumah hanya untuk mencari dan melihat – lihat rumah yang akan dibelinya. Untuk meminimalisir penyebaran virus Covid-19, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) telah menghadirkan solusi praktis bagi mereka yang mencari rumah idaman bersubsidi melalui aplikasi SIKASEP atau Sistem Informasi KPR Subsidi Perumahan. Aplikasi ini menjadi jawaban sekaligus

Kartu Indonesia Pintar Kuliah

Gambar
Baru-baru ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengumumkan bahwa siswa lulusan SMA/sederajat yang berprestasi namun kurang mampu secara ekonomi dapat mengajukan bantuan biaya pendidikan untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Program bantuan ini adalah kelanjutan dari program Bidikmisi yang beberapa tahun sebelumnya sudah berjalan.  Program Indonesia Pintar (PIP) yang menjadi andalan pemerintahan Joko Widodo kini melebarkan sayapnya. Dahulunya,  Bidikmisi yang diprioritaskan untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi  Negeri,  mulai Tahun Akademik 2020/2021 ini akan diluaskan untuk kampus swasta atau PTS. Hal ini adalah wujud implementasi dari "Kampus Merdeka,  Merdeka Belajar" yang sebelumnya digaungkan oleh Mas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.  Per tahun akademik baru ini, program Bidikmisi yang telah berjalan, berganti nama dengan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK), yang merupakan kelanjutan dari Kartu Indonesia Pintar u

Anak Pupon (Bagian 1: Tepi Pantai)

Gambar
Bagian 1: Tepi Pantai           Biarkan ini berlalu seperti angin yang terhempas diantara debur ombak lautan. Pohon kelapa yang dulu berbuah lebat, kini hanya meninggalkan satu atau dua buah saja pada tiap pohonnya. Teringat aku dulu sering bermain dengan para kawan, bernyanyi lepas dan berlari kesana kemari tanpa ada beban sedikitpun. Kini 20 tahun sudah berlalu, usiaku sudah menginjak 25 tahun. Aku dulu yang hitam khas anak pantai, kini dikatakan keturunan Bugis pun pantas saja. Perubahan pada diriku sangat melonjak drastis, yang dahulu aku hanyalah anak pantai yang tidak bisa menikmati hiruk pikuknya kota.                Keadaan pun berubah semenjak sepasang suami istri yang tidak mempunyai anak setelah 15 tahun menikah, mengunjungi orang tuaku. Papa dan Mama, aku menyebutnya. Sepasang suami istri dari kota yang cukup jauh dari tempat tinggalku yang di pinggir pantai ini. Teringat sekali saat itu, Bapak dan Ibuku (orang tua kandungku) berbincang dengan mereka, seolah mereka pun juga

Tips Membangkitkan Semangat Menulis

Gambar
Anda tau facebook, twitter, atau whatsapp? Jika tidak, saya pikir anda datang dari era 2.0 yang memakai mesin waktu menjelajah era 4.0 ini. 😊 Oke, saya pikir anda semua yang mampir dan membaca artikel ini pasti sudah tidak asing lagi dengan beberapa aplikasi sosial media di atas. Lantas, pernahkah anda membuat status / story  entah itu di facebook, twitter ataupun instagram? Pasti pernah, bahkan menyindir seseorang atau berkeluh kesah lewat aplikasi tersebut.  Selamat, sudah berpotensi menjadi seorang penulis. Hanya saja tulisan anda perlu diasah dan dipoles lagi agar sindiran ataupun pengalaman anda tersebut menjadi bacaan yang indah walaupun tersirat maksud tertentu.  Itu pula yang saya alami semenjak mengenal aplikasi tersebut beberapa tahun silam, bahkan bisa putus cinta gara-gara -beberapa- mantan kekasih saya salah menafsirkan status saya di salah satu aplikasi tersebut.  Yah...  namanya pernah muda. Pasti pemikiran juga masih labil, jadi hati sedang merasakan apa, ya ditulis be

Bismillah... Semoga Spirit Menulis Saya Muncul Kembali

Baiklah, setelah tadi malam saya mengisi list untuk mengisi tulisan secara rutin setiap hari Selasa di grup Whatsapp Komunitas Literasi IAINTA saya pun berniat bangun dari "tidur" saya yang lumayan cukup lama untuk menulis. Saya sendiri punya hobi membaca sebenarnya, apalagi tentang ilmu baru dan kejadian terkini yang ada di sekitar saya, bahkan mencari tutorial tentang mengerjakan atau menghasilkan sesuatu. Dan kadang dari hasil apa yang saya baca tersebut menjadi bahan pembicaraan dengan orang lain saat ngobrol santai. Lalu terlintas di benak saya malam itu juga saat seorang kawan di grup tersebut membuat list untuk menyumbangkan tulisan pada hari yang masing-masing dikehendaki antara Senin sampai dengan Minggu sebagai tulisan "wajib" dan dipersilahkan menyumbangkan tulisan di hari lain sebagai tulisan "sunnah". Wah, kalau begini kan jadi saya punya tanggungan jadi mau tidak mau harus menulis pada saat jadwal saya menyumbangkan tulisan. Dari tanggungan i